BALIKPAPAN, Pamungkasnews.id – Kelangkaan dan antrian solar bersubsidi di Balikpapan kembali menjadi sorotan tajam masyarakat. Hingga pertengahan Agustus 2025, pemandangan deretan truk dan kendaraan besar yang mengular di pinggir Jalan Soekarno-Hatta, tepatnya di sekitar SPBU KM 15 Kelurahan Karang Joang, seolah menjadi rutinitas yang tak kunjung terurai.
Fenomena ini tak hanya mengganggu kelancaran arus lalu lintas, tetapi juga menimbulkan keresahan mendalam di kalangan pengemudi. Salah satunya disampaikan Ketua Komunitas Supir Truk Balikpapan (KSTB) sekaligus Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Karang Joang, Japar Sodiq.
“Kami butuh solusi nyata, bukan sekadar janji. Ketersediaan solar harus cukup, distribusinya merata, dan jumlah SPBU perlu ditambah, khususnya yang melayani solar bersubsidi. Kalau ini tidak segera ditangani, operasional truk dan roda ekonomi daerah akan terus terganggu,” tegas Japar saat ditemui di lokasi, Jumat (15/8/2025).
Menurut Japar, dampak dari kelangkaan solar ini sudah terasa di berbagai sektor. Para sopir terpaksa kehilangan banyak waktu akibat mengantri berjam-jam, bahkan hingga seharian penuh. Akibatnya, jam kerja berkurang, pendapatan menurun, dan distribusi barang terhambat.
“Truk pengangkut bahan pokok dan kebutuhan penting lainnya sering terlambat masuk ke pasar maupun pusat distribusi. Sopir juga kerap dibuat was-was karena tidak ada kepastian ketersediaan solar. Bahkan, ada yang mengalami kehabisan bahan bakar saat masih dalam antrian,” ungkapnya.
Selain kerugian ekonomi, antrian panjang kendaraan berat di bahu jalan ini memicu efek domino lainnya. Kemacetan lalu lintas di jalur utama lintas Balikpapan–Samarinda semakin parah, ditambah potensi kerusakan jalan yang kian memburuk akibat beban kendaraan berat yang terlalu lama berhenti di satu titik.
Japar mendesak pemerintah kota bersama instansi terkait, termasuk Pertamina dan pihak pengelola SPBU, untuk segera mengambil langkah konkret.
“Jangan tunggu masalah ini menjadi krisis berkepanjangan. Ini bukan sekadar urusan sopir truk, tetapi menyangkut stabilitas ekonomi dan kenyamanan masyarakat secara keseluruhan,” tandasnya.
Hingga berita ini diturunkan, antrian solar di KM 15 Karang Joang masih tampak mengular, menjadi potret buram distribusi energi di Kota Balikpapan yang dikenal sebagai “Kota Beriman” sekaligus gerbang energi Kalimantan Timur.
Reporter : Agus