PAMUNGKASNEWS.ID, BALIKPAPAN – Merasa dirugikan akibat tidak mendapatkan pelayanan yang semestinya, ribuan penumpang Kapal Mutiara Ferindo VII dari Pelabuhan Tanjung Priok Surabaya menuju Pelabuhan Semayang Balikpapan mengamuk.
Hal tersebut terekam melalui video seluler salah satu dari penumpang yang diterima awak media ini. Dalam video tersebut para penumpang berunjuk rasa lantaran tidak mendapatkan jatah makan, adapun makanan yang di sajikan tidak layak konsumsi.
Tak sampai disitu ribuan penumpang juga melakukan penjarahan berupa Mie Instan, air mineral efek dari rasa lapar yang dirasakan penumpang kapal.
“Asli nggak dapat makan sama sekali, cuman makan yang dibawa saja. Safety kapal atau sekocinya juga nggak ada. Kalau tidak diredam sama yang lain, kapal itu mungkin bisa tenggelam,” ucap Rizal, Selasa (23/4/2024).
Saat mengetahui informasi tersebut, instansi terkait, kepolisian hingga perusahaan kapal PT Atosim Lampung Pelayaran cabang Balikpapan menunggu kapal yang bakal sandar di Posko Pelayanan Terpadu Angkutan Laut.
Kepala Cabang PT Atosim Lampung Pelayaran Balikpapan, Dewa Atmadja membenarkan bahwa ada laporan yang terjadi unjuk rasa atau demo atas ketidakpuasan pelayanan makanan khususnya di kapalnya.
“Jadi isu yang kami terima untuk makanan ini ada keterlambatan penyajian makan dan kurang layaknya penyajian makanan, sehingga mereka menuntut bagaimana pelayanan itu,” kata Dewa.
Penyajian yang kurang layaknya ini, diakuinya, ada sajian yang basi dan tidak layak dikonsumsi.
“Kalau pengerjaan logistik sudah mengcopy, artinya ada manifes penumpang yang menerima pesanan dari pihak kantor kami. Maksudnya sudah mengetahui jumlah manifes penumpang tersebut,” ungkapnya.
Ia mengaku penyediaan makanan yang disediakan oleh pihak vendor atau catring dari CV Mahakam yang berkantor di Samarinda.
“Dari setiap keberangkatan kapal, kami mewajibkan setiap vendor mengirim laporan makanan berupa foto dan jelas dengan sajian-sajiannya yang artinya semua sudah dilaporkan,” tuturnya.
Saat kapal menyandar ke dermaga, ribuan penumpang nampak menggerutu tidak dapat makan dan merasa lapar. Saat ini pun, penumpang kapal masih bernegosiasi dengan pihak terkait di Posko Pelayanan Terpadu Angkutan Laut untuk menuntut kompensasi.
Reporter : Rel