Provinsi Kaltim

Guna Memperkuat Nilai-nilai Pancasila, Cegah Intoleran dan Radikalisme di Dunia Pendidikan, Disdikbud Kaltim Gelar Seminar Kebangsaan

BALIKPAPAN, PAMUNGKASNEWS.ID – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim menggelar Seminar Kebangsaan dengan tema “Memperkuat Nilai-nilai Pancasila guna mencegah paham inteloran dan radikalisme di lingkungan sekolah” Selasa (30/8/2022).

Seminar yang digelar di Ballroom Hotel Menara Bahtera Balikpapan ini bertujuan untuk mencegah paham radikalisme di dunia pendidikan khususnya siswa SMA, SMK dan MA.

Hadir sebagai narasumber diantaranya Sub koordinator kurikulum dan penilaian SMA Dinas Pendidikan Propinsi Kaltim, Atik Sulistyowati, Katim Idensos Satgas Wil Kaltim Densus 88 Anti Teror Iptu Andi Husin Susidi, Kemenag Provinsi Kaltim, Ahmad Hamzah dan Aktivis Deradikalisasi Kaltim Muhammad Zulkifli.

Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kaltim Sopia Rahmi mengatakan bahwa perlunya memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih luas khususnya para siswa SMK, SMA, MA agar para generasi muda dapat mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila.

“Tentu kami berharap generasi muda dapat mengimplementasikan Pancasila dan nilai-nilai nya perlu dijaga, pelihara dan diamalkan baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat.”katanya.

Perkembangan teknologi yang saat ini sedang dirasakan juga membawa dampak buruk terhadap para siswa. Pun demikian pesatnya kemajuan zaman tidak dapat dihindari, akan tetapi bagaimana para generasi muda dapat memilah dan memilih konten yang bermanfaat.

” generasi muda juga harus mengetahui bahwa saat ini sudah banyak teknologi yang banyak mempengaruhi generasi muda yang nerdampak buruk. Mudahan nantinya dapat memberikan edukasi generasi muda ini tahu dampak buruk yang terjadi dari teknologi ini kemajuan zaman ini harus bisa menjaring informasi yang didapat.”paparnya.

Begitu juga dengan para tenaga pendidik juga harus sejak dini mengetahui dan memantau siswa-siswi yang sekiranya ada yang terpapar dengan paham radikalisme.

“Itu karena beragam macan sejak dini bisa memantau siswa siswinya. Dengan monitoring kita juga ada pengawas kalau ada permasalahan sejak dini sudah dilakukan pencegahan dan upaya-upaya. Sejauh ini belum ada laporan siswa terpapar paham radikalisme.”jelasnya.

Sub Koordinator Kurikulum dan Penilaian SMA Dinas Pendidikan Propinsi Kaltim, Atik Sulistyowati menambahkan di dalam kurikulum merdeka yakni lebih dikenal dengan P5 atau Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, juga mengajarkan nilai-nilai Pancasila yang dapat diimplementasikan kepada kehidupan sehari-hari.

“Implementasi kurikulum merdeka jadi ada P5 itu aktualisasi dari prakti baik, baik itu siswa maupun guru disinilah fungsi dari sekolah menanamkan ke anak didik praktik baik yang dilakukan melalui projek sehingga anak-anak bisa berinovasi mengekspor kemampuannya mengedukasi apa yang dia terima dari apa pengajaran dari praktik yang sudah dilakukan,”timpalnya.

Dia menegaskan bahwa di dalam kurikulum merdeka mengacu Pancasila sebagai tujuan akhir.

“Karena pasti ada permasalahan ntoleransi ada radikalisme semua ada di situ (Kurikulum Merdeka,Red) misal ada projek sosiodrama dia bisa mendukung program pemerintah yang anti radikalisme atau intoleransi,”katanya.

Langkah yang dilakukan untuk mencegah radikalisme di dunia pendidikan lanjut Atik dilakukan secara bertahap. Mulai dari Kepala Sekolah, Guru hingga para siswa.

“Itu bertahap baik dari Kepala sekolah kemudian guru kalau melalui sekolah pasti melalui pembelajaran penguatan yang ada didalamnya. Sementara yang sifatnya inovatif tentu sekolah juga harus bergerak lebih aktif mengetahui yang dilaksanakan anak-anak di luar jam pembelajaran artinya tidak menutup kemungkinan dengan media sosial yang begitu hebat sekolah bisa mmeganbil peran didalamnya,”tandasnya.

Reporter : NKE

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

35 + = 40

Back to top button
×