PAMUNGKASNEWS.ID, BALIKPAPAN – Untuk menjaring nama Capres di Pilpres 2024 mendatang, relawan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) melaksanakan Musyawarah Rakyat (Musra) ke 28 di Her Hotel & Trade Center, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu, 18/3/2023.
Musra ini dilaksanakan untuk semua kalangan masyarakat sebagai ajang penjaringan nama calon Presiden RI masa depan. Masyarakat dapat melakukan partisipasi melalui penjaringan ini, untuk menentukan arah nama calon Presiden 2024 mendatang.
Ketua Panitia Musra Kaltim, Tri Rahmadi menjelaskan, Musra tersebut untuk mengambil inspirasi dari rakyat untuk menjaring calon pemimpin indonesia kedepan yang akan dilaksanakan pada Pemilu Pilpres 2024.
“Kita mengadopsi dari Musra-Musra dari seluruh indonesia. Untuk di Balikpapan merupakan Musra yang ke 28. Dari hasil Musra ini nanti akan di laporkan ke pusat terkait nama-nama calon yang paling mendominasi dalam penjaringan ini”, kata Tri Rahmadi.
Menurutnya, Musra yang dihadiri hampir seribu orang ini akan menjadi tolak ukur bagi nama-nama calon di Pilpres 2024 mendatang.
“Dengan adanya Musra ini, kita akan tahu mana yang di inginkan rakyat untuk menjadi calon pemimpin. Selanjutnya, setelah Musra di Kaltim yang merupakan acara terakhir, kita menunggu instruksi. Karena direncanakan akan melaksanakan Musra Nasional di Jakarta, dari situ nanti akan mengkrucut siapa nama calon presiden yang paling dominan”, ungkapnya.
Sementara itu, Sekretaris Seknas Jokowi Kaltim, Romanus mengatakan, Musra ini merupakan proses konvensi yang multi atau secara universal secara politik dan sangat berbeda dengan konvensi dari partai politik. Karena Musra lebih melihat langsung dari aspirasi masyarakat dan harapan-harapan masyarakat sendiri terhadap kandidat calon presiden kedepan setelah Jokowi.
“Ini merupakan suatu proses demokrasi yang baru di Indonesia, dan akan menjadi parameter baru sekaligus evaluasi terhadap partai politik. Karena partai politik itu belum tentu melakukan konvensi yang sifatnya universal atau terbuka seperti Musra”, terangnya.
Dengan dilaksanakannya Musra, kata dia, terbukti banyak nama-nama yang muncul yang tidak didominasi oleh satu partai atau satu tokoh saja.
Menariknya, dalam Musra ini banyak figur yang muncul. Bahkan, bukan dari Ketua Partai, seperti Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Moeldoko dan Mahfud MD.
Kata Romanus, berbeda dengan Ketua Partai, dalam Musra yang menguat terdapat nama Ketua Partai Golkar, Erlangga Hartanto dan Gerindra Prabowo Subianto.
“Sehingga saya melihat bahwa Musra ini merupakan sebuah simulasi mini dari kondisi politik atau gambaran untuk bertarung di Pilpres di 2024 mendatang. Itu merupakan hal penting yang kami lihat di Musra Kaltim “, terangnya.
Menurut Romanus, pelaksanaan Musra bagi Kaltim tentu sangat penting, karena Ibu Kota Nusantara (IKN) berada di Kaltim. Sehingga proses Musra, selain di lihat dari sisi aspek strategis Kaltim kedepan, Musra dapat mendekatkan rakyat dengan elit yang selama ini sering kali terpisah jauh.
“Selama ini yang terjadi tockdown, tapi dalam Musra ini betul-betul up, dari bawah ke atas. Kalau selama ini yang kita lihat, dari pusat hanya munculkan nama dan bagaimana respon masyarakat melalui survei. Tapi ini berbeda, Musra ini langsung menginspirasi tentang apa yang di inginkan masyarakat. Dan ini merupakan pararel seperti yang di katakan pak Jokowi, ojok kesusu. Untuk mencari tahu dulu maunya rakyat seperti apa”, bebernya.
Dijelaskan, dalam Musra ini yang paling penting adalah bebas kepentingan dominasi. Dalam artian siapa saja boleh berbicara, termasuk semua kalangan tanpa ada batasan.
“Karena hal itu merupakan sebuah langkah proses demokrasi kita yang kerap di katalisator. Jadi, Musra ini merupakan suatu alternatif demokrasi dalam Pilpres 2024”, jelasnya.
Romanus menambahkan, dari 18 organisasi relawan Jokowi yang mengadakan Musra ini, selanjutnya akan memutuskan bersama siapa Capresnya.
“Dalam proses Musra ini nanti akan menunjuk siapa yang paling pantas dari semua nama yang muncul. Baru nanti akan jelas sikap politik dari masing-masing organisasi yang tergabung didalamnya, itulah perbedaan relawan Jokowi dengan relawan yang lain yang sudah menentukan sikap dukungannya terhadap nama calonnya. Kalau kita dari 18 organisasi relawan Jokowi masih melakukan penjaringan-penjaringan”, tandasnya.
Reporter : Ags
Penulis : FZ