Pamungkasnews.id, Balikpapan – Reses masa sidang 1 tahun 2025 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Balikpapan menjadi wadah bagi anggota legeslatif untuk menyerap aspirasi warga di daerah pemilihannya.
Seperti halnya yang dilakukan oleh Hj. Kasmah dari Fraksi Partai Golkar Dapil Balikpapan Utara. Ia menyerap aspirasi warga di momen reses terakhir tahun 2025, yang dilaksanakan di kediamannya di Jalan Taman Sari, Kelurahan Graha Indah, Balikpapan Utara, Rabu, (22/10/2025).
Reses ini menghadirkan narasumber dari Kecamatan Balikpapan Utara, Kelurahan Graha Indah, Perusahaan Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB), dan Ketua LPM Graha Indah.
Di momen ini, beragam usulan dari warga silih berganti. Namun, yang paling menarik perhatian dalam reses ini adalah terkait persoalan air bersih yang dari tahun ke tahun masih menjadi masalah klasik bagi sebagian warga Graha Indah.
Persoalan kedua yang menjadi usulan warga adalah masalah pipa gas di Jalan Taman Sari yang tak jauh dari SMP II. Pipa gas ini dinilai seringa kali menjadi penyebab insiden kecelakaan lalu lintas, terutama bagi pengendara roda dua. Mereka meminta untuk segera dibongkar.
Sebagian warga juga mengusulkan untuk perbaikan drainase yang dinilai masih banyak yang perlu dibangun untuk mencegah terjadinya banjir.
Kendati demikian, warga juga menyampaikan terimakasih kepada Hj. Kasmah yang telah banyak membantu masyarakat di lingkungan mereka yang telah aktif berjuang dalam pembangunan infrastruktur jalan yang sudah mencapai 99 persen. Selain itu, mereka juga mengusulkan perbaikan siring ditempat rawan longsor.
Menanggapi semua usulan warga, Hj. Kasmah mengatakan pihaknya berkewajiban untuk menampung semua yang menjadi keluhan mereka.
Sebagai wakil rakyat, ia berjanji akan mengawal sekaligus melakukan koordinasi lebih jauh dengan instansi terkait untuk mengeksekusi usulan warga sesuai dengan kemampuan pemerintah.
“Untuk masalah air bersih, memang menjadi kebutuhan warga. Tetapi perlu diketahui juga, bahwa saat ini PTMB belum memiliki air baku yang cukup untuk mensuplai kepada seluruh warga Balikpapan,” ucapnya.
Saat ini, menurut Hj. Kasmah, Pemerintah Kota Balikpapan melalui PTMB terus berupaya untuk mencari kebutuhan air baku tersebut, salah satunya dari Waduk Sepaku, Ibu Kota Nusantara (IKN) dan Sungai Mahakam.
“Dalam lima tahun ke depan, insaallah PTMB sudah bisa memenuhi aliran air bersih secara keseluruhan untuk masyarakat Balikpapan,” katanya.
Ia menyampaikan, bahwa saat ini Waduk Manggar yang menjadi andalan PTMB debit airnya sudah tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan seluruh pelanggan di seluruh kota yang hanya mampu memproduksi 1.100 liter per detik. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan jumlah penduduk yang secara signifikan.
“Dari data yang disampaikan oleh PTMB, total dari kapasitas produksi air Waduk Manggar hanya 1.500 liter per detik, dengan jumlah pelanggan 117.000 di seluruh Kota Balikpapan,” paparnya.
Untuk mencukupi kebutuhan air bersih di Kota Balikpapan, Hj. Kasmah mengutarakan, Pemerintah Kota Balikpapan sedang membentuk program jangka pendek dan jangka panjang.
“Untuk jangka pendeknya, dalam upaya mencukupi kebutuhan di wilayah Balikpapan Utara, PTMB berencana akan memprioritaskan apreting instalasi pengolahan air di kilometer 12. Mudah-mudahan di tahun 2026 bisa terealisasi,” kata politisi dua periode ini.
Terkait dengan usulan infrastruktur, lebih lanjut Hj. Kasmah menegaskan bahwa di tahun ini tidak semua usulan proyek fisik bisa tercover, karena adanya pemangkasan anggaran dari pusat ke daerah termasuk Balikpapan.
Sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi usulan yang disampaikan warga baik melalui aspirasi maupun Musrenbang.
“Saat ini bahkan hingga tahun depan (2026) mendatang banyak usulan kegiatan fisik yang masih dipending, karena keterbatasan anggaran, kecuali yang memang menjadi prioritas. Jadi, masyarakat juga harus bisa bersabar,” ungkapnya.
Selanjutnya, terkait dengan persoalan pipa gas yang juga menjadi kekhawatiran masyarakat terutama terhadap ancaman lakalantas bagi pengendara roda dua, Hj. Kasmah menegaskan pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak kelurahan, kecamatan, dinas terkait hingga pertamina untuk mencari solusi konkret dalam mengatasinya. Mengingat, pipa gas tersebut belum diketahui apakah masih aktif atau tidak.
“Terkait pipa gas ini sebenarnya sudah pernah dilakukan pengecekan oleh dinas terkait dan pihak pertamina, tetapi masih belum ada tindak lanjutnya. Keberadaan pipa gas itu dikeluhkan masyarakat, karena sangat menganggu lalu lintas. Bahkan, sering kali terjadi insiden kecelakaan, nanti saya akan koordinasikan kembali. Mudah-mudahan segera diperhatikan oleh pihak terkait,” pungkasnya.(*/Adv)
Penulis : Agus/Fauzi