PAMUNGKASNEWS.ID, BALIKPAPAN – Guna mencegah terjadinya “Abrasi Pantai” PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLi), melakukan aksi penanaman 200 bibit Magrove di pesisir Pantai Wisata Lamaru, Kecamatan Balikpapan Timur, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim), Rabu (21/6/2023).
Aksi penanaman ini juga merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada 5 Juni Tahun 2023 lalu.
Dengan mengangkat tema “Waspada Bahaya Abrasi dan Limbah B3 di Kaltim”, kegiatan penanaman pohon Mangrove ini dilakukan PT. PPli bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan dan penggiat lingkungan.
Dalam kegiatan ini turut dihadiri pembicara Public Relation Manager PPLi, Arum Tri Pusposari, Kabid Pengendalian Pencemaran Kerusakan Lingkungan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan, Irma Nurmayanti, dan peraih Kalpataru Provinsi Kalimantan Timur kategori pengabdi lingkungan, Bripka Taufik Ismail, yang juga personil Ditpolairud Polda Kaltim.
Kegiatan ini diawali dengan diskusi bareng membahas masalah peduli lingkungan oleh PPLI bersama dengan DLH Kota Balikpapan, yang dilanjutkan dengan penanaman bibit pohon mangrove secara bersama-sama.
Public Relation dan Legal Manager PPLI, Arum Tri Pusposari mengatakan, penanaman bibit pohon mangrove tersebut merupakan yang pertama kalinya dan dilakukan di Kota Balikpapan.
Hal tersebut sebagai bentuk kepedulian dari PPLI untuk melakukan pencegahan terhadap abrasi dan memelihara lingkungan. Dia juga menyebut, penanaman bibit pohon mangrove ini sebagai pencegahan terhadap limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
“Saat ini kita berusaha memberikan kontribusi terhadap lingkungan, terutama di bagian pesisir. Hal ini kita lakukan supaya dapat dirasakan oleh masyarakat Kaltim secara umum. Kita melakukan penanaman pohon mangrove untuk pencegahan dini terhadap abrasi maupun dari limbah B3 yang disebabkan oleh pencemaran dari laut. Sehingga masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir dan lingkungannya tetap terjaga”, ujar Pusposari kepada awak media.
Penanaman mangrove ini, kata dia, merupakan yang pertama dilakukan oleh perusahaan pengolah limbah industri tersebut. Selain Balikpapan, pihaknya kedepan juga akan melakukan penanaman mangrove di daerah aliran sungai mapun pesisir di wilayah Kaltim.
“Penanaman mangrove ini merupakan yang pertama dilakukan oleh PPLI. Hal ini sebagai bentuk kontribusi perusahaan terhadap lingkungan dengan ikut serta melakukan pencegahan terhadap abrasi dengan menanam pohon mangrove”, ungkapnya.
Menurut dia, pohon mangrove ini juga bisa sebagai penahan dan menyerap berbagai limbah dari laut, seperti dalam bentuk logam berat dan bahan kimia yang di akibatkan oleh pencemaran di laut.
“Kedepan kita tidak hanya akan melakukan penanaman mangrove di daerah pesisir, bisa juga di sungai-sungai besar”, kata dia, lebih lanjut.
Menurut Pusposari, wilayah pesisir merupakan ekosistem transisi yang dipengaruhi daratan dan lautan yang mencakup beberapa ekosistem, salah satunya adalah hutan mangrove.
Hutan mangrove merupakan ekosistem utama pendukung kehidupan penting di kawasan pesisir. Selain sebagai penahan abrasi dan penyerap limbah, hutan mangrove juga memiliki fungsi ekonomis, seperti untuk obat-obatan.
“Keberadaan hutan mangrove sangat penting sebagai sabuk hijau (green belt) bagi area pesisir dan sekitarnya. Karena mangrove juga banyak memiliki fungsi fisik, ekonomi bagi lingkungan dan masyarakat di kawasan pesisir. Dengan melestarikan mangrove juga memiliki pengaruh besar untuk mengurangi dampak buruk dan resiko bencana. Sehingga hal itu menjadi keharusan kita bersama”, tandasnya.
Ditempat yang sama, Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan, Yuni Nurmayanti mengatakan, penanaman mangrove ini merupakan peran penting untuk menjaga kelangsungan lingkungan, khususnya di Kota Balikpapan.
“Saat ini garis pantai di Balikpapan sudah semakin berkurang. Sehingga sangat penting untuk dilakukan penanggulangan supaya tetap terjaga, salah satunya dengan penanaman pohon mangrove. Apalagi dengan adanya perubahan iklim”, ujar Yuni Nurmayanti.
Reporter: Ags