Balikpapan, pamungkasnews.id – Kota Balikpapan hingga saat ini masih masuk zona merah penyebaran Covid-19, data update di Kota Balikpapan sejak tahun 2020 hingga bulan Juli 2021 tercatat lebih dari 750 orang meninggal dunia akibat terpapar Covid-19.
Dari enam Kecamatan yang ada di Kota Balikpapan, Kecamatan Balikpapan Utara merupakan tertinggi angka penyebaran Covid-19 hingga bulan Juli 2021. Penyumbang terbanyak adalah Kelurahan Batu Ampar.
Selama tiga pekan saja, di Kelurahan Batu Ampar sudah tercatat 8 orang meninggal dunia akibat terpapar virus corona.
Angka itu bertambah setelah dua orang lagi meninggal dunia akibat terpapar Covid-19 pada Rabu, 21/7/2021, sehingga total warga yang meninggal dunia menjadi 10 orang.
Lurah Batu Ampar, Mardanus, saat di konfirmasi media ini membenarkan kejadian tersebut. Dua warganya meninggal dunia akibat terpapar Covid-19, satu warga di lingkungan RT 40 berjenis kelamin perempuan berusia 63 tahun dan warga RT 09 berjenis kelamin laki-laki berusia 83 tahun.
Mardanus menuturkan, dua warga yang sudah lanjut usia itu meninggal dunia berawal dari sakit biasa dan sempat di bawa berobat ke rumah sakit oleh pihak keluarganya.
Tidak lama kemudian keduanya pun meninggal dunia. Setelah dilakukan tes swab, hasilnya positif Covid-19.
“Sempat di bawa ke rumah sakit oleh keluarganya, mungkin karena waktu periksa ke dokter pasien ini tidak membawa hasil tes swab negatif atau positif, sehingga pasien ini hanya diberikan obat oleh dokter dan dibawa pulang oleh keluarganya. Ternyata tidak lama kemudian pasien ini meninggal dunia, setelah dilakukan tes swab ternyata hasilnya positif Covid-19”, tutur Mardanus, Rabu, 21/7/2021.
Menurut Mardanus, dalam satu hari di wilayahnya tersebut terdapat empat orang meninggal dunia. Namun hanya dua orang yang positif Covid-19.
“Hari ini ada empat orang yang meninggal dunia, tapi setelah di lakukan swab hanya dua orang yang positif, yang dua orang hasilnya negatif. Untuk yang dua orang karena hasilnya positif, maka pemakaman dilakukan dengan protokol Covid oleh tim gugus tugas, dan di makamkan di kilometer 15 Balikpapan”, ungkap Mardanus.
Disamping itu, Ketua RT 40, Juwadi, menyesalkan penanganan untuk proses pemakaman oleh tim gugus tugas covid Kota Balikpapan yang di nilai lambat.
Menurut Juwadi sapaan akrab Komjen ini mengatakan, tim gugus tugas seharusnya lebih sigap dalam penanganan warga yang meninggal karena Covid-19. Sebab, kata Komjen, tingkat emosional warga terhadap kondisi itu mudah tersulut akibat penanganannya yang lambat.
“Saya selaku RT sangat mengeluhkan penanganan dari tim gugus tugas Pemerintah Kota Balikpapan. Dari sisi lain keluarga dari yang meninggal ini walaupun sudah di covidkan sudah menerima. Bayangkan, warga ini meninggal dari jam 4.00 Wita, sedangkan tim gugus tugas baru datang jam 1.30 dan baru ditangani”, ucap Komjen dengan nada kesal.
“Dengan penanganan yang cukup lambat ini, keluarga yang ditinggalkan bisa tersulut emosi. Saya sebagai RT maupun Lurah sendiri tidak akan bisa mencegah emosional keluarga yang ditinggalkan. Karena itu, pemerintah melalui tim gugus tugasnya harus lebih sigap dalam penanganan warga yang meninggal karena Covid”, sambungnya.
Komjen menambahkan, dalam situasi pasien Covid meninggal dunia meningkat signifikan, pihaknya berharap ada penambahan armada ambulance dari pemerintah. Sehingga dalam penanganan pasien Covid tidak memerlukan waktu lama.
“Saya berharap dalam situasi saat ini, bilamana ada yang meninggal karena Covid sebaiknya tindakan dari pemerintah dalam penanganannya harus lebih cepat. Karena apa, hal itu menyebabkan kepanikan warga sekitar, dan warga pun tidk berani mendekat. Dalam kondisi seperti itu terkadang warga tersulut emosi karena proses penanganannya yang lambat”, katanya.
Reporter : Fauzi