PAMUNGKASNEWS.ID, BALIKPAPAN – Angka prevalensi stunting di kota Balikpapan mengalami penurunan dibanding tahun 2022. Di tahun 2022 angka stunting di Kota Beriman mencapai sekitar 2001 anak.
Meskipun terjadi penurunan di kota Balikpapan, yang menempati posisi tujuh se-kalimantan timur namun stunting masih menjadi tantangan pemerintah kota.
Hal ini dilakukan sejalan dengan upaya pemerintah pusat dalam menurunkan angka stunting yang diinstruksikan oleh Presiden Joko Widodo dengan menargetkan angka stunting menjadi 14 persen hingga 2024 mendatang.
Wakil Ketua DPRD Balikpapan Budiono menanggapi permasalahan angka stunting. Pasalnya program stunting merupakan program khusus pemerintah pusat, provinsi maupun daerah.
“Ini merupakan nasib generasi penerus bangsa, stunting berdampak kekhawatiran kita kepada penerimaan gizi buruk dan pola hidup tidak sehat, ” ucap Budiono di ruang kerjanya, Senin (09/01/2022).
Meskipun Balikpapan telah mengalami penurunan, Budiono katakan, anggaran yang sudah digelontorkan kepada dinas terkait harus dipergunakan serius dan berfokus pada penanganan pengentasan angka stunting.
“Saya ingin sekali ada program dari dinas terkait, baik sebelum pendektesi maupun yang sudah terjadi seperti sosialisasi pemahaman sebelum nikah, maupun sosialisasi anak-anak gizi buruk, “jelas Ketua DPC kota Balikpapan kepada awak media.
Tidak hanya itu, Budiono menyarankan agar kegiatan Posyandu di tingkat RT diaktifkan lagi. Menurutnya, dengan kegiatan ini bisa mendeteksi dan melakukan pendampingan ahli gizi untuk Balita yang mengalami stunting.
” Saya melihat mininmnya tenaga ahli gizi di kota Balikpapan, sehingga pola gizi dan pola hidup sehat mereka tidak terpenuhi, ” katanya.
Budiono berharap, demi penerus generasi bangsa, adanya anggaran yang sudah dikuncurkan agar dipergunakan sebaiknya untuk pengentasan stunting dikota Balikpapan.
“Mudahan di tahun 2023, angka stunting bisa teratasi,” tutupnya.
Sementara itu, Kepala DP3AKB Kota Balikpapan Alwiati menyampaikan di tahun 2022 ini angka stunting di Kota Beriman mencapai sekitar 2001 anak.
“Kita sudah lakukan audit dan pendampingan, walaupun nanti pada perjalanannya kita melakukan beberapa sampling juga, baik secara sensitif maupun secara spesifik,” ujarnya.
Data tersebut, menurutnya telah mengalami penurunan dengan upaya yang juga dilakukan pihaknya.
Upaya percepatan penurunan angka stunting ini dilakukan dengan memberikan pendampingan kepada keluarga dan juga anak yang berisiko stunting. “Ada penurunan (stunting) selama setahun ini dan hasilnya juga cukup bagus,” ucapnya.
“Pendampingan yang kita lakukan tidak hanya pada anak yang berisiko stunting tetapi juga kepada keluarga, calon pengantin, ibu hamil yang berisiko stunting serta ibu nifas,” ujarnya.
Reporter : Ags