PAMUNGKASNEWS.ID, BALIKPAPAN – Dialog warga kembali dilaksanakan oleh Ketua DPRD Balikpapan Abdulloh, S.sos kali ini bersama warga di lingkungan RT 12 Kampung Tator, Kelurahan Margo Mulyo, Kecamatan Balikpapan Barat, Minggu, (29/10/2023).
Dialog ini di ikuti oleh ratusan warga dari 4 RT di wilayah tersebut yakni RT 11, 12, 30 dan 48. Turut hadir dalam kegiatan ini anggota Komisi II DPRD Balikpapan Taufik Qul Rahman.
Dialog yang merupakan program DPRD Balikpapan ini dilaksanakan sejak awal tahun 2023. Bertujuan untuk menyapa sekaligus memberikan kemudahan kepada warga untuk menyampaikan langsung setiap persoalan di lingkungannya.
Dalam kegiatan dialog ini, juga tak lepas dari penyampaian sejumlah persoalan di lingkungan mereka, seperti halnya persoalan air bersih, Penerangan Jalan Umum (PJU), infrastruktur dan masalah sosial seperti Posyandu.
Kendati dilaksanakan santai, warga terlihat antusias mengikuti jalannya dialog ini. Setiap penyampaian persoalan warga, Abdulloh langsung menanggapinya satu per satu.
Hal tersebut terlihat dari pertama kali warga menyampaikan persoalan PJU di lingkungan mereka. Salah satunya disampaikan oleh Rudy, warga RT 12. Ia menyampaikan, di lingkungannya saat ini membutuhkan PJU jenis solar cell.
Sehingga apabila listrik padam, lampu solar cell akan menyala sendiri karena sudah menyimpan energi listrik secara otomatis. Mengingat di lingkungan mereka rawan pencurian.
Abdulloh langsung merespon positif terkait keluhan warga tersebut. Dia langsung meminta Ketua RT 12 yang kebetulan juga hadir dalam kegiatan dialog warga ini untuk langsung membuatkan surat permohonan lengkap dengan denah lokasi yang akan di pasang PJU.
“Tolong pak RT 12, hari ini juga buatkan surat permohonannya untuk pemasangan PJU itu, lengkap dengan denah lokasinya. Sehingga nanti pada saat Dishub survei tidak salah tempat,” kata Abdulloh, merespon keluhan warga.
Abdulloh juga menyampaikan, terkait dengan pemasangan PJU, pihaknya sudah menganggarkan senilai 1 miliar melalui Kecamatan Balikpapan Barat. Hal tersebut (kata dia) sesuai dengan aspirasi warga di wilayah Kecamatan Balikpapan Barat yang di tampung selama beberapa bulan sebelumnya.
Keluhan warga lainnya juga disampaikan Simon warga RT 12. Ia menyampaikan persoalan air bersih yang belum di dapatkan oleh warga di lingkungan tersebut. Bahkan, Simon mengatakan, Pemerintah Kota Balikpapan pernah menyerahkan bantuan dengan membuatkan sumur bor, hanya saja sampai saat ini tidak di manfaatkan.
“Sebenarnya, jika air sumur bor itu bisa di manfaatkan jangkauannya tidak hanya di lingkungan RT 12, tapi juga bisa ke beberapa lingkungan RT lainnya. Kami minta solusinya pak, supaya sumur bor yang ada bisa di manfaatkan warga. Masalahnya, kami butuh jaringan pipa dan mesin pendorongnya yang belum ada. Untuk memenuhi itu, kami membutuhkan anggaran senilai 30 juta,” ujar Simon.
Hal itu juga langsung di respon cepat oleh politisi Partai Golkar ini. Abdulloh langsung perintahkan Ketua RT 12 untuk membuatkan proposal lengkap dengan Rencana Anggaran Biayanya (RAB).
“Saya minta pak RT, buatkan proposal sekaligus RAB-nya. Jika perlu malam ini juga dibuat, karena minggu depan anggaran sudah mau di bahas. Buatkan rinciannya, kebutuhan mesin nilainya berapa, pipa suplai nilainya berapa, dan kran air nilainya berapa,” ujar Abdulloh, sembari disambut tepuk tangan oleh ratusan warga yang hadir.
Keluhan lainnya juga disampaikan oleh Ketua RT 30, Pasirin. Ia menyampaikan, di lingkungannya terdapat siring longsor yang jika dibiarkan bisa mengakibatkan rumah warga ambruk. Kendalanya adalah siring longsor itu bukan milik fasilitas umum, namun milik warganya secara pribadi.
“Kendalanya di lokasi longsor itu milik pribadi pak, bukan fasilitas umum. Saat ini pemilik rumah sudah mengungsi karena khawatir,” ungkapnya.
Keluhan kedua, Pa sirin menyampaikan, masalah bangunan Posyandu di lingkungannya terbengkalai karena rusak parah dan tidak memiliki fasilitas.
Menanggapi keluhan tersebut, Abdulloh menjelaskan, untuk penanganan longsor itu tidak bisa dilakukan oleh pemerintah, karena bukan fasilitas umum.
“Untuk bisa ditangani oleh pemerintah, lahan yang longsor itu harus di hibahkan dulu kepada pemerintah, karena jika lahan pribadi tidak bisa,” kata Abdulloh, menjelaskan.
“Sama halnya dengan Posyandu, jika lahan dan bagunan itu dihibahkan kepada pemerintah, maka pemerintah segera memperbaikinya. Mulai dari bangunannya sampai fasilitasnya nanti kita akan berikan semua,” sambungnya.
Keluhan masalah Posyandu juga diikuti oleh warga RT 12 yang sampai saat ini memiliki bangunan tapi tidak pernah digunakan, karena terkendala fasilitas yang tidak ada.
“Kami memiliki surat hibah pak, kalau bangunannya sudah berdiri, tapi sama sekali tidak memiliki fasilitas,” keluh warga yang belum diketahui namanya tersebut.
Abdulloh pun meminta surat hibah tersebut untuk dilampirkan bersama proposal melalui Ketua RT 12.
“Nanti buatkan proposal kebutuhan Posyandu-nya apa, sekaligus lampirkan surat hibahnya. Kemudian serahkan kepada Ketua RT, biar pak RT yang menyampaikan ke saya. Sekalian nanti anggarannya saya bahas bersamaan dengan Posyandu yang lain,” pintanya.
Keluhan-keluhan warga lainnya dari beberapa RT terus berlanjut pada kegiatan dialog ini. Yang paling krusial tetap pada persoalan air bersih dan Posyandu. Selain itu, terdapat juga masalah pendidikan, rekruitmen tenaga kerja lokal dan pencegahan terhadap kerawanan bencana di wilayah Balikpapan Barat.
Di akhir kegiatan tersebut, Abdulloh mengatakan, fungsi dialog ini untuk menyerap semua bentuk keluhan-keluhan warga di Balikpapan.
“Seperti halnya keluhan-keluhan warga dari 4 RT ini, masalah yang paling krusial adalah air bersih dan Posyandu. Jadi sepanjang memenuhi persyaratan administrasi, insaAllah kita cover semua,” ujarnya.
Reporter : FZ/Ags