Pamungkasnews.id, Balikpapan – Masalah kelangkaan gas elpiji 3 kilogram (Kg) kembali mengemuka di Kota Balikpapan dalam beberapa waktu terakhir. Hal ini menambah daftar panjang tantangan yang dihadapi oleh masyarakat, terutama mereka yang kurang mampu, yang mengandalkan gas melon sebagai bahan bakar utama.
Menanggapi persoalan tersebut, Komisi II DPRD Balikpapan tidak hanya fokus pada program pembangunan pasar induk, namun juga berusaha mencari solusi atas kelangkaan elpiji yang semakin meresahkan masyarakat.
Ketua Komisi II DPRD Balikpapan, Fauzi Adi Firmansyah, mengungkapkan bahwa masalah kelangkaan gas elpiji 3 Kg sudah menjadi persoalan yang berskala nasional dan bukan hanya isu lokal.
Dalam upaya mencari solusi konkret, Komisi II berencana untuk segera melakukan koordinasi dengan pihak terkait, baik di tingkat daerah maupun pusat, guna mengatasi masalah ini secara tuntas.
Fauzi Adi Firmansyah yang akrab disapa Adi ini menjelaskan bahwa kelangkaan gas elpiji 3 Kg di Balikpapan bukan hanya disebabkan oleh faktor distribusi, tetapi juga ada masalah terkait dengan kuota yang tidak mencukupi untuk kebutuhan masyarakat.

“Kami menyadari bahwa masalah kelangkaan elpiji ini sudah menjadi isu besar, bahkan berskala nasional. Salah satu langkah yang akan kami lakukan adalah berkoordinasi dengan anggota DPR RI dan pihak Pertamina Patra Niaga untuk menggali lebih dalam tentang kendala-kendala yang ada dan bagaimana solusi terbaik yang bisa ditemukan,” kata Adi usai menggelaran Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Dinas Perdagangan (Disdag) Balikpapan, Kamis, 16 Januari 2025
Terkait kuota gas LPG 3 Kg di Kota Balikpapan, Adi mengungkapkan, untuk memenuhi kebutuhan gas elpiji 3 Kg di Balikpapan, seharusnya kota ini mendapat alokasi sekitar 30.000 metrik ton gas elpiji per bulan. Namun, yang tercatat baru sekitar 19.000 metrik ton. Sisa 11.000 metrik ton yang seharusnya dialokasikan untuk operasi pasar selama ini masih dianggap belum mencukupi, sehingga sering kali terjadi kelangkaan di pasar tradisional.
“Kuota gas elpiji untuk Balikpapan seharusnya sekitar 30.000 metrik ton. Namun, yang kami terima hanya sekitar 19.000 metrik ton, sementara 11.000 metrik ton sisanya dialokasikan untuk operasi pasar. Kami berharap ke depannya kuota untuk operasi pasar bisa diperbanyak menjadi 15.000 metrik ton agar distribusinya lebih merata dan kebutuhan masyarakat bisa lebih terjamin,” ujar Adi
Adi menilai operasi pasar yang sering dilaksanakan dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kelangkaan ini.dengan operasi pasar masyaraka lebih mundah untuk mendapatkan gas LPG 3 Kg, serta lebih terkontrol.
“Semoga operasi pasar bisa lebih sering diadakan sehingga distribusi gas elpiji dapat lebih terkontrol dan merata di masyarakat,” tambahnya.
Selain itu, Adi juga mengimbau agar masyarakat dan pelaku usaha kuliner dapat lebih bijak dalam menggunakan gas elpiji 3 Kg. Ia menjelaskan bahwa gas elpiji melon ini sebenarnya diperuntukkan bagi kalangan masyarakat yang kurang mampu. Oleh karena itu, masyarakat yang mampu dan pengusaha kuliner diharapkan untuk tidak menggunakan gas elpiji 3 Kg, melainkan menggunakan gas elpiji ukuran 5 Kg yang lebih sesuai dengan kebutuhan mereka.
“Gas elpiji 3 Kg ini diperuntukkan bagi masyarakat yang kurang mampu. Oleh karena itu, kami meminta masyarakat yang mampu atau golongan menengah ke atas untuk tidak menggunakan gas 3 Kg. Begitu juga dengan pengusaha kuliner, mereka seharusnya menggunakan gas elpiji 5 Kg, bukan 3 Kg, karena lebih efisien dan sesuai dengan kebutuhan mereka,” tegas Fauzi.
Adi juga mengingatkan pentingnya kesadaran kolektif dalam pemanfaatan gas elpiji ini, agar alokasi gas melon bisa tepat sasaran dan tidak terjadi penimbunan atau penyalahgunaan yang merugikan masyarakat yang membutuhkan.
“Kesadaran masyarakat sangat penting dalam hal ini. Mari kita semua berperan aktif untuk memastikan agar distribusi gas elpiji bisa sampai ke tangan mereka yang benar-benar membutuhkan,” pungkasnya.
Dengan langkah-langkah yang telah disusun oleh Komisi II DPRD Balikpapan, diharapkan masalah kelangkaan gas elpiji 3 Kg ini bisa segera teratasi. Koordinasi dengan pihak terkait seperti DPR RI, Pertamina Patra Niaga, dan Dinas Perdagangan diharapkan dapat menghasilkan solusi yang lebih efektif untuk mengoptimalkan distribusi gas elpiji di Kota Balikpapan.
Masyarakat pun diimbau untuk tetap bersabar dan menjaga kesadaran bersama dalam pemanfaatan gas elpiji ini. Dengan kolaborasi antara pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat, diharapkan masalah kelangkaan gas elpiji di Balikpapan bisa segera teratasi dan kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi dengan baik.
Reporter : Ags