PAMUNGKASNEWS.ID, BALIKPAPAN – Meningkatnya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim) mendapat perhatian serius anggota Komisi IV DPRD Balikpapan, Parlindungan Sihotang SE.
Tercatat hingga bulan Juni 2024 saja, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak sudah mencapai 132 kasus. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun 2023 yang hanya 116 kasus.
Dijumpai awak media ini, Jumat (16/8/2024) usai mengikuti sidang paripurna DPRD Kota Balikpapan di Ballroom Gran Senyiur Hotel Balikpapan. Politisi NasDem menyebut peningkatan kasus kekerasan anak dan perempuan tersebut merupakan peningkatan yang luar biasa. Dan tentunya ini harus menjadi introspeksi diri buat pemangku kebijakan di Balikpapan.
Menurutnya, pemerintah harus membuat pemetaan wilayah mana saja yang kasus kekerasan terhadap perempuan dan anaknya yang cukup tinggi. Sehingga dapat diketahui apa yang menjadi penyebab terjadinya kekerasan tersebut.
Parlin biasa disapa, mengatakan setelah dilakukan pemetaan pemerintah bisa segera melakukan penyuluhan, kalau memang terjadinya kekerasan tersebut dikarenakan faktor ekonomi. Maka terobosan apa yang dapat diberikan pemerintah untuk menghindari terjadinya tindak kekerasan.
“Kalau kasusnya beda, misalkan kekerasan seksual karena konten-konten pornografi, maka sebaiknya ada tindakan dan pencegahan yang dilakukan,” bebernya.
“Kita jangan hanya membuat statistik saja, tapi setidaknya harus dilakukan tindakan untuk upaya pencegahan,” sambungnya.
Parlin menyebut, penyuluhan dan edukasi ke masyarakat sangat penting, kalaupun tidak dapat melibatkan instansi DP3AKB, setidaknya bisa melibatkan remaja-remaja masjid untuk membuat kegiatan-kegiatan penyuluhan yang positif.
“Di kelurahan-kelurahan banyak organisasi yang bergerak di bidang sosial, dan itu seharusnya bisa di manfaatkan. Paling tidak pemerintah juga harus bisa memberikan perhatian atau suport dari segi anggaran,” tutupnya.
Reporter: Rel