PAMUNGKASNEWS ID, BALIKPAPAN – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melakukan sosialisasi konversi kendaraan dari Bahan Bakar Minyak (BBM) ke listrik melalui kegiatan Electric Vehicle Funday di Lapangan Merdeka, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Minggu, (12/11/2023).
Kegiatan ini merupakan komitmen pemerintah dalam mendukung percepatan penggunaan kendaraan ramah lingkungan untuk transisi energi berkelanjutan di bidang transportasi.
Untuk itu, pemerintah Indonesia menerbitkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 39 Tahun 2023 tentang konversi sepeda motor dengan penggerak bahan bakar minyak menjadi sepeda motor listrik berbasis battery.
Peraturan ini bertujuan untuk mewujudkan energi bersih, kualitas daerah bersih dan ramah lingkungan, serta komitmen Indonesia menurunkan emisi gas rumah kaca di sektor transportasi jalan.
“Untuk kita ketahui, salah satu isu global yang dibahas saat ini adalah tentang Low Emission Mobilty. Indonesia merupakan pasar potensial baik dari segi produksi maupun penggunaan kendaraan listrik,” kata Direktur Sarana Transportasi Jalan Kemenhub, Dasto Riatyawan dalam sambutannya mewakili Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi.
Dalam membentuk ekosistem tenaga listrik di Indonesia, menurutnya, diperlukan sinergitas dan kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, pelaku industri otomotif, komunitas serta masyarakat.
“Sampai dengan saat ini, populasi kendaraan listrik di Indonesia sudah mencapai 95 ribu unit kendaraan yang terdiri dari kendaraan roda dua, kendaraan roda tiga, mobil penumpang, bus, dan mobil barang,” bebernya.
“Melalui sosialisasi ini, kita harapkan dapat menumbuhkan minat masyarakat untuk beralih menggunakan kendaraan listrik sebagai kendaraan sehari-hari,” harapnya lebih lanjut.
Kasubdit Promosi dan Kemitraan Keselamatan Jalan Kementerian Perhubungan, Iwan Budiono mengatakan, Sosialisasi ini sebagai tindak lanjut untuk percepatan penggunaan kendaaraan listrik berbasis battery, sekaligus memperkenalkan beberapa kebijakan, salah satunya terkait konversi kendaraan dari Bahan Bakar Minyak (BBM) ke listrik.
“Ini baru treatment awal yang kami launching ke masyarakat di Balikpapan. Mengingat masih banyak hal yang mungkin belum diketahui keuntungan yang didapatkan jika beralih dari kendaraan konvensional berbahan bakar minyak ke kendaraan listrik ini,” ujarnya.
“Dalam kegiatan ini, kami juga berikan kesempatan kepada masyarakat untuk test drive agar merasakan sensasi dari kendaraan listrik ini,” ungkapnya, lebih lanjut.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Timur, Yuda Pranoto mengatakan, pihaknya mendukung kegiatan sosialisasi tersebut. Apalagi kedepannya di Ibu Kota Nusantara (IKN) harus menggunakan kendaraan berbasis listrik.
“Kami memberikan dukungan penuh dan support kegiatan sosialisasi kendaraan listrik ini, mudah-mudahan dapat menumbuhkan kesadaran bagi masyarakat di Kaltim untuk beralih ke kendaraan ramah lingkungan. Kedepannya, kendaraan konvensional berbahan bakar minyak ini pasti mulai hilang,” ujarnya.
Untuk mendukung percepatan itu, kata dia, pihaknya akan berupaya agar masyarakat di Kaltim kedepan bisa menjadi pelopor dalam penggunaan kendaraan listrik ini.
“Tentu upaya yang akan kami lakukan salah satunya dalam bentuk sosialisasi, dan melalui program kerja di Dinas Perhubungan Kaltim,” ujarnya.
Dalam mendukung kebutuhan kendaraan berbasis battery ini, PT PLN sudah membangun 13 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di 13 lokasi di Kalimantan Timur termasuk di Kota Balikpapan, Samarinda dan IKN.
Hal tersebut diungkapkan Manager Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) PLN Kota Balikpapan, Badruz Zaman.
“Walaupun saat ini ekosistem kendaraan listrik belum familiar, tetapi SPKLU sudah kita siapkan terlebih dulu. Kedepannya kita masih akan membangun lebih banyak lagi, termasuk di Bandara Balikpapan untuk persiapan mendukung kebutuhan bagi kendaraan listrik jenis angkutan antar jemput dari Bandara ke IKN,” kata Badruz Zaman.
Selain itu, dia mengatakan, PLN juga akan memberikan diskon tarif sebesar 30 persen bagi masyarakat yang memiliki kendaraan listrik dengan waktu pengisian (charger) mulai pukul 22.00 WITA – 05.00 WITA.
“Diskon ini langsung secara otomatis pada saat pengisian listrik ke kendaraan. Karena sekarang semua meteran sudah menggunakan jenis elektronik. Jadi itu akan langsung merecord Kwh yang disalurkan berjam-jam, dari situ nanti PLN akan menghitung jumlah diskonnya,” ujar dia.
“PLN juga memberikan diskon pasang baru untuk on charger dengan daya 7.700 Watt dan 13.200 Watt. Untuk yang 7.700 Watt harga normal berkisar di angka 8 juta, tapi untuk on charger hanya 800 ribu. Sedangkan untuk yang daya 13.200 Watt harga normalnya berkisar 14 juta, tapi kalau untuk on charger berkisar 3 juta saja. Itu salah satu upaya PLN dalam mendukung ekosistem kendaraan listrik agar bisa berkembang,” beber Badruz Zaman lebih lanjut.
Sosialisasi ini juga diisi dengan berbagai kegiatan, diantaranya konvoi motor listrik, edukasi interaktif atau talkshow, senam sehat bersama dan berbagai kegiatan hiburan lainnya.
Reporter : Ags