PAMUNGKASNEWS.ID, BALIKPAPAN – Guna meningkatkan ketahanan pangan di Kota Balikpapan, Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Balikpapan menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dinas Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DP3) Kota Balikpapan.
Rapat yang berlangsung di kantor DP3 tersebut dipimpin oleh Ketua Komisi II DPRD Balikpapan, Fauzi Adi Firmansyah, didampingi Wakil Ketua Komisi II, Siswanto, dan Sekretaris Komisi II, Taufik Qul Rahman serta anggota komisi II lainnya.
Turut hadir Kepala DP3 Balikpapan, Sri Wahjuningsih untuk memberikan pemaparan materi dalam Rapat Dengar Pendapat.
RDP kali ini bukan hanya membahas untuk meningkatkan ketahanan pangan namun juga membahas sejumlah isu strategis terkait dengan kondisi Rumah Potong Hewan (RPH) di Kekurahan Graha Indah, Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan.
Modernisasi Rumah Potong Hewan (RPH) Graha Indah
Salah satu isu utama yang dibahas dalam rapat adalah kondisi Rumah Potong Hewan (RPH) di Graha Indah, Balikpapan Utara. Ketua Komisi II DPRD Balikpapan, Fauzi Adi Firmansyah, menilai bahwa RPH tersebut saat ini belum memenuhi standar yang diharapkan.
Sebagai respons terhadap masalah ini, DP3 Kota Balikpapan telah melakukan kajian untuk memodernisasi fasilitas RPH agar lebih layak dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
“RPH di Graha Indah saat ini memang belum memenuhi standar yang diharapkan. Oleh karena itu, DP3 telah merencanakan modernisasi fasilitas tersebut agar lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan standar yang berlaku,” ujar Fauzi Adi Firmansyah.
Sebagai bentuk pengawasan dan memastikan agar proses modernisasi berjalan sesuai rencana, Komisi II DPRD Balikpapan merekomendasikan agar DP3 memberikan laporan perkembangan program tersebut setiap tiga bulan sekali.
“Kami mengharapkan laporan rutin setiap tiga bulan untuk memantau progres modernisasi ini. Dengan cara ini, kami dapat memastikan bahwa program ini berjalan sesuai dengan target yang telah ditetapkan,” tambah Fauzi.
Ketahanan Pangan: Tantangan dan Solusi
Selain membahas kondisi RPH, rapat juga menyoroti isu ketahanan pangan di Balikpapan. Berdasarkan data yang disampaikan oleh DP3,
Saat ini suplai daging sapi dan ayam lokal hanya mencakup sekitar 15 persen dari kebutuhan pangan kota, sementara 85 persen lainnya masih bergantung pada pasokan dari luar daerah, seperti Sulawesi dan Jawa.
Hal ini menunjukkan bahwa Balikpapan masih sangat bergantung pada daerah lain untuk memenuhi kebutuhan pangan, khususnya untuk komoditas daging.
Fauzi Adi Firmansyah menekankan perlunya upaya bersama agar kota ini bisa lebih mandiri dalam pemenuhan kebutuhan pangannya.
“Kami terus mencari solusi agar Balikpapan tidak lagi bergantung pada pasokan pangan dari luar daerah. Kami berharap melalui program-program yang ada, kota ini bisa lebih mandiri dalam pemenuhan kebutuhan pangannya,” ungkapnya.
Mendorong Swasembada Pangan di Balikpapan
Dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan, Komisi II DPRD Balikpapan juga menerima berbagai masukan mengenai upaya swasembada pangan, khususnya untuk komoditas-komoditas strategis seperti telur, daging ayam, dan daging sapi.
Rapat ini juga menghasilkan kesepakatan bahwa langkah-langkah konkret perlu segera diambil untuk memperkuat ketahanan pangan di Kota Balikpapan.
“Kami akan terus mendorong upaya swasembada pangan, agar ketahanan pangan Balikpapan semakin kokoh. Hal ini penting untuk memastikan ketersediaan pangan yang stabil dan berkualitas bagi masyarakat,” tutup Fauzi.
Tujuan Kedepannya
Dengan adanya langkah-langkah yang telah disepakati dalam rapat ini, diharapkan Kota Balikpapan dapat mengurangi ketergantungannya pada pasokan pangan dari luar daerah dan beralih menjadi lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan warganya.
Reporter : Ags