PAMUNGKASNEWS.ID, BALIKPAPAN – Adanya Terjadi longsor dibeberapa titik di kota Beriman, yang mengharuskan tindakan cepat dari Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan untuk segera menangani kejadian tersebut.
Pasalnya kejadian longsor merupakan bagian dari bencana alam yang harus di tangani sesegera mungkin melalui DTT yang telah di anggarkan Pemkot Balikpapan melalui dinas terkaitnya.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Balikpapan Fadlianoor mengaku mekanisme Dana Tak Terduga (DTT) bukan pihaknya yang mengusulkan anggaran tersebut, akan tetapi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait yang harus mengambil sikap.
Sebagai Wakil Rakyat dirinya hanya menyampaikan aspirasi dari masyarakat yang melaporkan bahwa terjadi longsor di lokasi Tempat Pemakaman Umum (TPU) Terpadu Pasien Covid-19 Kilometer (Km) 15 Karang Joang.
“Jadi masyarakat yang melaporkan, maka kami meminta kepada pemerintah kota melalui OPD terkait yang mengusulkan DTT”kata Fadlianoor melalui pesan singkat Whats App, Senin (26/9/2022).
“Memang DTT itu diperuntukannya untuk fasum dan fasos dalam nawasul dan lainnya, tapi ketika ini berbicara jenazah di pemakaman sebenarnya masuk kapasitas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) sendiri,” sambungnya.
Fadlianoor mengaku bahwa di DLH tidak ada anggaran, akan tapi bisa melakukan pergeseran atau pihaknya mengajukan kepada pemerintah dalam hal ini dilakukan peninjauan dari beberapa OPD terkait yang menentukan termasuk izin menggunakan DTT,
“Nah, terkait dana itu ‘kan sudah selalu di anggarkan walikota yang sifatnya urgent, bukan Anggota DPRD yang mengusulkan tetapi dinas terkait. Kami hanya menerima laporan sebagai bentuk aspirasi masyarakat yang harus diteruskan,”ujarnya.
Kejadian longsor di TPU Terpadu itu juga turut dirasakan pihak keluarga yang terdampak langsung dari Warga Jalan Bunga Matahari RT 15 Nomor 14, Klandasan Ilir, Balikpapan Kota.
Mila Asmoro mengatakan apa yang terjadi di makam Almarhum R Joedo Asmoro dari suaminya tersebut, ia melihat saat ini sudah semakin parah longsornya.
“Dulu memang agak jauh, tapi semakin ke sini dan ditambah kondisinya hujan terus-menerus di sana pun sudah terderus, yang saya lihat sih bukan makam suami saya aja yang dibelakang sederet juga miring-miring ditengah juga miring anjlok, karena pas di makam suami saya itu pas pembuangan itu belum disiring,” tuturnya.
Bahkan ia sempat inisiatif untuk mengganjal itu dengan batu, kayu, bambu, dan pada akhirnya rontok juga.
“Nggak bisa menahan sudah,” timpalnya.
Mila pun mengaku sempat menanyakan kepada petugas penjaga setempat, kata petugas waktu itu sudah ditinjau sama Pak Kadis. Lanjut petugas, belum ada anggaran.
“Saya berharap bisa diperbaiki sebelum amblesnya semakin parah, karena kalau semakin parah pasti anggaran pemerintah akan besar, ini aja petinya sudah terlihat. Untuk saat ini sih kita tahan dengan alternatif sendiri dan semampunya saja,”tandas Mila Asmoro.
Reporter : Ags