PAMUNGKASNEWS.ID, BALIKPAPAN – Seorang remaja putri berinisial D (15) warga Kelurahan Manggar, Balikpapan Timur diduga meninggal dunia saat berobat di salah satu rumah sakit (Medical) di Balikpapan belum lama ini.
Peristiwa meninggalnya pasien remaja yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) tersebut diduga karena lambatnya penanganan oleh pihak Medical di wilayah Balikpapan Timur tersebut.
Anggota DPRD Balikpapan Suriani menyayangkan kejadian itu. Bahkan, politisi Partai Golkar Dapil Balikpapan Timur ini merasa geram dengan pelayanan Medical tersebut, karena tidak mengedepankan keselamatan pasien.
Suriani mengatakan, penyebab kejadian itu tak lain karena diduga kelalaian pihak dokter. Dia pun mengaku mengetahui dokter yang menangani pasien itu, dan pernah terjadi kasus serupa waktu masih bertugas di Kota Manado.
“Dokter itu dulunya juga pernah melalukan kasus serupa saat masih bertugas di Kota Manado pada 2013 silam,” katanya, Rabu (08/11/2023).
Kejadian itu, menurut Suriani, tidak bisa dibiarkan begitu saja. Dia mendorong Pemerintah Kota melalui Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan untuk bertindak tegas.
“Jika memang terbukti bersalah, paling tidak dokternya diganti dan tidak boleh praktek, cabut izinnya. Karena Dokter itu kasusnya berulang, dulu tahun 2013 sudah pernah kejadian di Menado, sekarang sampai ke Balikpapan,” ungkapnya.
“seharusnya dokter seperti itu tidak diperbolehkan lagi untuk praktek dan melayani pasien,” sambungnya.
Menurut Suriani, saat ini Rumah Medical itu sudah masuk dalam pembahasan di DKK Balikpapan untuk di evaluasi dan investigasi. Namun sayangnya, kata dia, Medical tersebut milik Swasta. Sehingga untuk menggunakan fungsinya sebagai dewan tidak bisa maksimal.
“Jadi kami sebagai anggota Dewan juga tidak bisa menjangkau terlalu dalam untuk menekan agar Medical itu di tutup. Karena milik swasta, sehingga fungsi kami sebagai penengah saja untuk memfasilitasi penyelesaian persoalan itu,” akunya.
Fraksi Golkar itu juga menyayangkan, karena lemahnya pengawasan dinas terkait terhadap dokter yang lalai atau tidak mengedepankan keselamatan bagi pasien.
“Seharusnya pemilihan tenaga medis harus melalui pengecekan yang akurat, sehingga tidak asal menerima dokter. Jangan karena melihat Balikpapan kekurangan SDM tenaga medis akhirnya sembarang memilih dokter seperti itu. Paling tidak harus melihat dulu trek recordnya dan kasus-kasusnya,” ujar Suriani.
Meski demikian, wakil rakyat itu berharap kejadian itu merupakan kasus yang terakhir. Suriani juga berjanji untuk mengawal kasus tersebut.
“Masalah kasus ini pasti saya kawal, jangan sampai terjadi lagi. Apalagi oleh dokter yang sama,” tutupnya.
Reporter : Tin