PAMUNGKASNEWS.ID, BALIKPAPAN – Lantaran tidak dihadiri Top Management beberapa perusahaan pelaksana pekerjaan proyek RDMP (Refinery Development Master Plan) Balikpapan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) membuat Wakil Ketua Komisi IV DPRD Balikpapan, Ardiansyah, SE, merasa geram sehingga meninggalkan (walk out) rapat yang sedang berjalan.
Hal tersebut dikarenakan beberapa perusahaan seperti PT. KORINDO, PT. JEL (Jurong Engineering Lestari), PT. KOIN, PT. Power Tech dan PT. ETI (Enviromate Technology Internasional). Bahkan Pimpinan KPB pun hanya mengirimkan perwakilan yang tidak dapat mengambil keputusan.
Perlu diketahui RDP yang digelar Komisi IV DPRD Balikpapan bersama POAK (Persatuan Ormas Asli Kalimantan) dan dihadiri Dinas Tenaga Kerja (Disnaker), Pengawas Ketenaga Kerjaan guna membahas 5 poin yang sangat krusial dalam sektor ketenaga kerjaan
Lima poin penting tersebut merupakan temuan masyarakat yang dianggap tidak signifikan dilakukan oleh beberapa perusahaan pelaksana proyek RDMP Balikpapan diantaranya :
1. Penyerapan Tenaga Kerja Lokal
2. Jaminan Keselamatan Kerja
3. Tidak Dilaporkannya Jumlah Tenaga Kerja Aktif
4. Pemberhentian Pekerja Secara Sepihak
5. Pembayaran Lembur Kerja Yang Tidak Sesuai Dengan UU Tenaga Kerja
Saat ditemui awak media Pamungkasnews.id, Ardiansyah mengaku merasa kecewa atas tindakan dilakukan beberapa perusahaan pelaksana proyek RDMP Balikpapan yang menganggap remeh persoalan tersebut dengan hanya mengirimkan perwakilan – perwakilannya saja.
“Kami sebagai anggota Komisi IV DPRD Balikpapan yang membidangi ketenaga kerjaan, merasa sangat kecewa dengan tidak hadirnya unsur pimpinan (Top Management) perusahaan yang bersangkutan dalam RDP kali ini” kata Ardiansyah usai meninggalkan rapat di Ruang Rapat Paripurna, Selasa (11/04/2023).
Ardiansyah sendiri menjelaskan, kehadiran pimpinan perusahaan sangat diperlukan dalam RDP kali ini. Pasalnya hanya pimpinan atau top managemen yang dapat mengambil keputusan bukan perwakilan.
“Ini merupakan keinginan dari POAK, bahwa yang hadir dalam rapat kali ini dari perwakilan perusahaan harus yang dapat mengambil keputusan”jelasnya.
“Namun yang hadir dalam RDP kali ini, hanya koordinator HSE dan juga HRD sebagai perwakilan pihak perusahaan yang bersangkutan”lanjutnya.
Menurut Ardiansyah perwakilan yang di utus pihak perusahaan untuk hadir di RDP kali ini adalah orang-orang yang tidak dapat mengambil keputusan.
“Pasti nanti buntutnya, mereka akan bilang “nanti akan kami sampaikan kepada pimpinan””ujarnya.
“Menurut saya karena rapat ini tidak sesuai dengan keinginan POAK sendiri,, ya untuk apa rapat ini dilanjutkan lebih baik saya meninggalkan tempat”tegasnya.
Dalam kesempatan ini Ardiansyah berharap kepada unsur pimpinan (top management) dari perusahaan bersangkutan dapat hadir dalam RDP ini, guna membahas hal-hal yang terjadi di sektor ketenaga kerjaan dalam pelaksanaan proyek RDMP.
“Saya berharap direktur atau direktur utamanya bisa hadir, karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak. Alangkah bijaknya jika mereka bisa hadir, apa sih sulitnya”katanya.
“Mari kita duduk bersama untuk melihat permasalahan apa yang terjadi di lapangan. Karena selama ini top management tidak pernah tau apa yang terjadi di lapangan. Jika mereka hadir tentu dapat mendengar langsung keluhan yang terjadi dan dapat mengambil keputusan secara langsung tentunya, itu harapan saya”tandas Ardiansyah.
Reporter : Ags