Bogor, Jawa Barat (12/01/2021) – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) mencatat adanya peningkatan lalu lintas produk pertanian baik ekspor, impor dan antar area sebesar 77%.
Dari data pada sistem perkarantinaan, IQFAST secara nasional di tahun 2020 tercatat sebanyak 1,5 juta sertifikasi karantina atau meningkat signifikan dibandingkan jumlah sertifikasi di tahun 2019 yang hanya 850 ribu saja.
“Ini menjadi kebanggaan, artinya selain produk yang berlimpah dan bermutu, layanan karantina makin mudah dan cepat, pasar makin terbuka dan produk kita makin memiliki daya saing. Tapi jangan lengah, target kita tiga kali lipat masih panjang, ” kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, saat memberikan arahan pada jajaran pimpinan unit kerja karantina pertanian seluruh Indonesia secara luring dan daring pada Rapat Kerja Nasional Barantan di Bogor (12/1).
Menurut pria yang biasa di sapa SYL ini, pencapaian kinerja ekspor dimasa pagebluk Covid-19 merupakan hasil kerja sinergis pemangku kepentingan di sektor pertanian, dari petani, pelaku usaha, pemerintah daerah dan pihaknya. Kerja keras dan harmonis ini harus tetap terjaga, tingkatkan tiga kali lipat, tambahnya.
“Saya mau lihat ekspor yang digerakkan Barantan bisa mencapai nilai diatas Rp. 500 triliun. Makanya Integritas dan Team Worknya harus kuat, harus transparan dan inovatif. Yang pasti polanya harus cermat, harus cepat dan harus akurat,” jelas Mentan SYL
Sebagai informasi, data Badan Pusat Statistik (BPS) yang rilis pada bulan Desember 2020, tercatat bahwa pada periode Januari sampai November 2020, nilai kinerja ekspor pertanian mencapai Rp 399,53 triliun atau naik 12,63% dibandingkan capaian tahun sebelumnya.
Kenaikan sertifikasi perkarantinaan dan kenaikan ekspor pertanian beririsan erat, yakni dengan aturan perdagangan internasional yang mempersyaratkan pemenuhan sanitari dan fitosanitari bagi produk pertanian yang diperdagangkan. Pemenuhan ini dijamin oleh otoritas karantina pertanian ditiap negara, dalam hal ini Baratan untuk seluruh produk pertanian yang diekspor.
Serangkaian tindakan karantina pertanian seperti pemeriksaan laboratorium, fisik dan kesesuaian dilakukan. Selain itu percepatan layanan seperti inline inspection, layanan prioritas serta pemanfaatan teknologi informasi berupa e-Cert, joint inspection dan lainnya guna meningkatkan daya saing produk pertanian.
Kepala Barantan, Ali Jamil yang hadir dan mendampingi Mentan SYL menyampaikan bahwa sejalan dengan tugas strategis yang diberikan menjadi fokus program pihaknya.
“Tiga kali lipat, ini arahan Pak Menteri. Tidak ada kabupaten yang tidak bisa ekspor, ini yang akan dikawal dari seluruh sub sektor baik hortikultura, perkebunan, tanaman pangan, peternakan dan sarana prasarana,” kata Jamil.
Jamil menjelaskan bahwa gerakan tiga kali lipat produk pertanian, Gratieks adalah gagasan Mentan dalam meningkatkan nilai ekspor hingga tahun 2024. Adapun skema peningkatan telah ditetapkan, tahun 2020 sebesar 12% dan alhamdulilah dapat terlampaui.
Selain itu, dimasa pagebluk tahun 2020, Jamil menyebutkan adanya produk pertanian ekspor unggulan baru antara lain gula merah, kementan, lidi dan kelor dari sub sektor perkebunan. Asam jawa, kunyit, jengkol dan mengkudu asal sub sektor hortikultura, hewan hidup dan madu asal sub sektor peternakan dan porang, sorgum dan kacang hijau asal sub sektor tanaman pangan.
Pasarnya sudah terbuka, kita sambut bersama dengan peningkatan produktivitas dengan ekstensifikasi, intensifikasi dan diversifikasi. Dan yang terpenting juga adalah hilirisasi produk pertanian, manfaatkan fasilitas KUR Pertanian agar dapat mendorong pemulihan ekonomi.
“Selain mengawal kinerja ekspor pertanian, Barantan juga tetap fokus dalam perlindungan sumber daya alam hayati. Harus sehat dan aman agar menjaga ketahanan pangan asal produk pertanian dan juga laris di pasar ekspor,” tukas Jamil
(nor)